Lotus-777.Blogspot.Com - Persija Jakarta berhasrat bisa berkandang di Stadion Utama Gelora Bung Karno untuk menjamu lawan-lawannya di Liga 1 2018. Panitia Penyelenggara Asian Games (INASGOC) tak melarang asal ada koordinasi.
Selain dengan Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPK-GBK), Persija juga harus berkomunikasi dengan INASGOC. Hal ini penting karena INASGOC akan mulai menyewa seluruh kawasan GBK pada awal Mei mendatang untuk persiapan menuju Asian Games 2018. Itu artinya kawasan GBK harus steril.
Persija dijadwalkan menjalani pertandingan melawan Arema FC (31 Maret), Borneo FC (14 April), dan Persib Bandung (28 April). Sementara pada bulan Mei, Persija akan menghadapi Madura United (12 Mei) dan Persipura (25 Mei).
Ketua INASGOC Erick Thohir tak ingin berspekulasi soal kondisi SUGBK pascapertandingan.
"Bahwa kita tahu Asian Games itu kalendernya sudah dari beberapa tahun lalu. Dan pengelolaan Asian Games bukan hanya Erick Thohir atau INASGOC. Tetapi ada Kementerian PUPR yang membangun," kata Erick ketika dimintai tanggapannya di Senayan City, Jakarta, Jumat (23/3/2018).
"Kami juga bekerja sama dengan federasi cabang-cabang seperti PSSI. Lalu wilayah GBK dan Jakabaring kami bekerja sama dengan Pemda DKI dan pemerintah pusat, jadi bukan kami tak membolehkan tapi harus dikoordinasikan karena Asian Games bukan event dadakan," ujarnya lagi.
"Hal ini pula yang kami minta Persija dengan PSSI karena jadwal liga juga baru keluar. Kita cari solusi dan jangan sebagai bangsa selalu terpecah-pecah. Kita tak bisa berpikir secara klub atau kota tapi secara Indonesia. Termasuk saya pribadi, bukan ini Persija atau Persib tapi ini kalender 4 tahun lalu," sambung Erick.
Erick juga menjelaskan tak hanya untuk sepakbola, cabang lain pun bisa menggunakan kawasan GBK. Sebagai contoh bulutangkis yang akan menggelar Indonesia Terbuka pada Juni mendatang.
"Kami (INASGOC) bilang oke. Tapi kami juga ingatkan, hati-hati kalau rusak. Karena setelah itu digunakan untuk Asian Games. Jadi yang penting koordinasi bukan salah menyalahkan," tutur Erick.
"Dan saya tak menyalahkan (LIB) tapi koordinasi antara semua stakeholder. PSSI (sepakbola) bertanding tidak di Asian Games? Bertanding. Saya juga walau punya klub basket Satria Muda tak bisa sekonyong-konyong pakai Istora," dia menjelaskan.
"Jadi tanggung jawabnya harus jelas. Nanti kalau ada apa-apa semua tak ada yang mau perbaiki. Meski alhamdullilah kemarin saat kejadian Piala Presiden langsung diperbaiki Kementerian PU PR dan itu yang harus dijaga. Saya pun pastinya mendukung olahraga Indonesia tapi yang paling penting koordinasi. Di Indonesia itu yang jeleknya (kurang) koordinasi dan komunikasi," tegas Erick yang juga menjabat Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI).