Setan Merah melanjutkan kebiasaan buruknya di Old Trafford sehingga risiko finis di luar zona Liga Champions semakin besar.
Berita Lotus777 - “Jose Mourinho kurang beruntung di musim ini. Ada sejumlah laga kandang di mana Man United bermain brilian tetapi hanya mendapat hasil seri. Seandainya menang di laga-laga itu, mereka layak bertarung untuk menjadi juara.”
Demikian penuturan manajer legendaris Manchester United Sir Alex Ferguson menanggapi perjalanan eks timnya di musim 2016/17. Pernyataan itu diungkapkan Ferguson saat jeda internasional Maret lalu.
Sekembalinya para pemain dari tugas negara, United kemudian melakoni dua partai beruntun di Old Trafford, yakni menghadapi West Bromwich Albion pada akhir pekan lalu dan yang terbaru melawan Everton pada Rabu (5/4) dini hari WIB.
Hasilnya, United seperti tidak menggubris nasihat Ferguson tersebut. Setan Merah kembali meraih hasil imbang di kandang: tanpa gol kontra West Brom dan 1-1 melawan Everton. Nama besar Old Trafford lagi-lagi tercoreng.
Baca Juga : Prediksi Eibar vs Las Palmas 7 April 2017
Itu adalah hasil seri kesembilan yang dicatatkan United dari 16 partai kandang di Liga Primer Inggris musim ini. Yang lebih mengecewakan, rentetan skor imbang tersebut kebanyakan terjadi saat melawan tim-tim medioker seperti West Brom, Hull City, Stoke City, dan sebangsanya.
Ferguson benar, seandainya sembilan hasil seri itu bisa dikonversi menjadi kemenangan, maka United mendapat tambahan 18 poin dan bisa bersaing dengan Chelsea dalam perebutan gelar juara.
Mari berhitung sederhana. Dengan koleksi poin saat ini 54 ditambah dengan poin imajiner kemenangan kandang sebesar 18 itu tadi, maka Zlatan Ibrahimovic dkk. berada di puncak klasemen dengan 72 poin! Chelsea saat ini mengoleksi 69 poin.
Sayang, pengandaian tersebut terlampau berlebihan jika melihat fakta di lapangan. Di musim ini, United hanya sanggup mengoleksi 27 poin dari Old Trafford alias hanya menyumbang 50 persen dari total seluruh poin.
Persentase itu lebih buruk ketimbang saat United dilatih Louis van Gaal dalam dua musim sebelumnya dan hanya lebih baik ketimbang David Moyes di musim 2013/14. Sebagai tambahan, raihan 54 poin Mourinho dari 29 partai tersebut bahkan lebih sedikit dua poin ketimbang yang dikoleksi Van Gaal dalam 29 partai perdananya bersama United di musim 2014/15 (56 poin).
Satu hal penyebabnya: United terlalu banyak bermain seri di Old Trafford. “Hobi” menjatuhkan poin di kandang sendiri tersebut tak pelak harus segera diakhiri jika United masih berambisi finis di posisi empat besar.
United memang masih punya jalur lain dengan menjuarai Liga Europa untuk bisa lolos ke Liga Champions musim depan, namun perjalanan menuju ke sana masih sulit ditebak. United sudah selayaknya menjadikan Liga Primer sebagai jalur utama untuk menembus kompetisi antarklub elite Eropa itu.
Sir Bobby Charlton dahulu pernah menjuluki Old Trafford sebagai Theatre of Dreams, teater impian. Tapi Mourinho dan pasukannya di musim ini secara terang-terangan telah mengubah julukan itu menjadi Theatre of Draws, teater yang penuh dengan hasil seri.